Sekarang ini pemerintah dan banyak pihak mengatakan, TKI yang bekerja sebagai
PRT diluar negeri dituduh merendahkan martabat Bangsa . Ini merupakan penghinaan
yang jauh dari kearifan logika dan moral.
Pada dasarnya TKI adalah korban dari tindakan pemerintah yang tidak bermartabat. Jadi bukan TKI yang merendahkan martabat bangsa. Baik itu di luar Negeri maupun dalam Negeri.
Kita harus berpikir, TKI itu datang dari kantong kantong kemiskinan dusun dan desa dengan pendidikan hanya SLTP bahkan SD tiba-tiba meleset jauh terbang lintas Negara meninggalkan dan melewati jutaan Sarjana pengangguran dalam negeri untuk pergi bekerja di luar negeri.
TKI – TKI ini masuk diterima menjadi keluarga dirumah user ( majikan ) mengurus, melayani segala kebutuhan rumah tangga tanpa melihat sejarah hidup dan catatan kriminal, lalu dipercaya penuh. Bukanlah ini sebuah martabat dan prestasi untuk kita banggakan?.
Mari kita bandingkan dengan sikap pemerintah yang menghentikan Hak Kerja Rakyat, melakukan pungutan liar disetiap layanan pablik dan koruptor. Paktek amoralitas yang tidak pernah habis dan berhenti dalam negeri yang nyata-nyata melanggar konstitusi dan nilai-nilai kemunisiaan. Bukankah ini tindakan yang merusak martabat bangsa?.
Kita harus berpikir bahwa pesan-pesan tindakan amoralitas pejabat ini telah sampai dan menjadi pembicaraan masyarakat dunia, termasuk dunia Arab, tidak ada yang bisa kita tutupi. Lalu Siapa yang menjadi korban ketika masyarakat dunia atau Arab berbicara tentang korupsi, pungutan liar dll yang nyata terjadi dinegeri ini, kalau bukan TKI itu sendiri. Sebab mereka TKI berhadapan langsung dengan pertanyaan itu.
Kalau mau jujur lagi, TKI-TKI ini dengan kesantunan, kejujuran dan kepercayaan yang didapatnya, sehingga bermartabat bukan saja buat dirinya, juga telah berjasa berjuang mengangkat harkat dan martabat bangsa kita pada masyarakat Arab. Meskipun hati perih mendengar pertanyaan majikannya “ pejabat negaranya mencuri, sogok dimana-mana dll “.
Jadi, tidak ada alasan yang cukup rasional untuk mengatakan menjadi TKI sebagai PRT di Negara Arab hanya merendahkan martabat Bangsa. Yang merendahkan martabat bangsa dimata dunia atau bangsa Arab adalah perilaku amoral pemerintah itu sendiri. Justeru TKI menjadi korban.
Pemerintah harus bijaksana, bahwa TKI-TKI adalah profesi pekerja sedang mencari hidup, punya cita-cita dan bermartabat harus dihormati. Cukup kita lihat penderitaan mereka berjuang, tapi jangan kita bebani lagi dengan argumentasi pecik tanpa kearifan logika dan kearifan moral. Kita harus realistis, bahwa mereka menjadi TKI tidak terlepas dari akibat kehilangan ruang kerja dari rusaknya kinerja pemerintahan.
Pemerintah tidak boleh terjerumus dalam pemikiran murahan lantaran takut dengan tekanan pihak-pihak yang tidak memahami permasalahan TKI. Kasihan, TKI itu adalah rakyat yang tiap hari harus makan supaya hidup. Jangan biarkan Rakyat lapar, menjadi iri, penonton dan penghayal karena ruang kebutuhan hidup tertutup.
Mengatakan TKI melecehkan martabat Bangsa sama halnya penghinaan bahkan menindas hak hidup TKI sebagai warga masyarakat. Sebaiknya Pemerintah mencari solusi dan realistis melihat persoalan TKI.
TKI dengan semangat yang tinggi berani mengadu nasib dinegeri orang dengan mengenyampingkan resiko sebagai konsekuensi kerja , semestinya menjadi asset strategis yang menguntungkan Bangsa. Sebab, outback dari TKI adalah percepatan pertumbuhan sumber daya manusia yang paling efektif bagi rakyat berpendidikan rendah untuk menghadapi tantangan pertumbuhan global dan ekonomi bebas Asia ( MEA ) yang menuntut rakyat Indonesia untuk lebih cerdas.
Karena itu, pemerintah atau siapa saja perlu menyikapi permasalah TKI secara jernih. Gunakan naluri kemanusian secara benar, jangan kearifan logika dan kearifan moral kita simpan di pot bunga, tetapi simpanlah dikepala dan hati. Bahwa TKI tidak akan pernah merusak martabat Bangsa, melainkan korban dari akibat tindakan pemerintah yang tidak bermartabat.
.