Kamis, 15 April 2010

Susno memilih perang dengan Mabes Polri

Susno Pilih Perang Dengan Mabes Polri
Drama penangkapan dan dibawa paksa oleh provost dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Komisaris Jenderal Susno Duadji merasa marah dan terhina. Diareal dekat toilet bandara lokasi penangkapan, Pak Susno sempat debat dengan beberapa personil provost selama 45 Menit , kemudian digiring paksa ke Mabes Polri.
Merasa ditangkap secara paksa, Pak Susno mengatakan “ saya diperlakukan seperti kambing”, merupakan bentuk kekecewaan luar bisa yang membuat Pak Susno akan melawan dan mengajak Mabes Polri berperang.
Tanda-tanda perlawanan pak Susno terhadap internal Istitusinya dapat kita lihat ketika beliau menolak minuman yang diserahkan anggota penyidik saat diperiksa malam tadi ( 12/4 ). Sepertinya Pak Susuno menganggap haram dan nalurinya tidak lagi mempercayai situasi lingkungan Mabes Polri yang ada sekarang ini.
Penangkapan ini menjadi puncak perlawanan terbuka oleh Pak Susno terhadap Mabes Polri. Sebelumnya Pak Susno telah diperiksa dan dituduh mencederai kehormatan institusi lantaran terlalu banyak bernyanyi membuka aib jajaran internal sendiri oleh Mabes Polri. Tuduhan pelanggaran kode etik dan disiplin Polri juga pernah ditetapkan kepada Pak Susno ketika menjadi saksi kasus Antasari Azhar i di PN Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, namun tidak ada tindak lanjut karena alasan ketentuan hukum yang belum jelas atau ada pertimbangan lain.
Belakangan Komjen Susno Duadji semakin kencang bernyanyi, beberapa nama jenderal Mabes Polri disebut terlibat indikasi mafia hukum berkongkolingkong bersama Gayus dan melibatkan sejumlah pejabat Pajak, Kejaksaan Agung dan kehakiman. Menguaknya sejumlah praktek mafia hukum dijajaran Mabes dari mulut Mister Susno ini semakin memanaskan kuping dan muka para jenderal Mabes Polri.
Mabes Polri menyadari sikap Susno sebagai pembangkangan yang keluar dari garis tradisi menjaga kehormatan jajaran dan institusi. Upaya Mabes Polri menghentikan Susno tidak banyak bernyanyi lagi seperti, pelanggaran kode etik dan disiplin tidak ditindaklanjuti dengan sanksi, atau Mabes Polri mengklarifikasi bahwa Pak Susno tidak terindikasi terlibat korupsi dari tuduhan ikut menerima aliran dana korupsi oleh Kapolri. Hal ini sebenarnya warning dari Mabes Polri supaya Mister Susno kembali balik bersahabat dengan jajaran institusinya.
Entah kenapa, Mister Susno berpikiran beda. Dalam perjalananya, Mister Susno memilih cara sendiri dengan kembali bernyanyi Metal yang lebih kencang yaitu, membuka aib yang lebih besar kepada pihak lain yang lebih dipercaya dari luar institusinya. Disini tidak tanggung-tanggung, dihadapan komisi III dan Komisi IX DPR RI Susno kembali menyebut nama Jenderal Mabes polri yang selevel pangkat dirinya diduga terlibat mafia Arwana Pekan baru.
Nyanyian irama metal inilah yang membuat Mabes Polri semakin panik. Bagi Mabes Polri, sikap Komisaris jenderal Susno Duadji disadari sangat berbahaya dan mengancam baik bagi individu jajaran maupun secara institusi. Maka penangkapan terhadap Pak Susno di Bandara kemarin ( 12/4 ) sudah dirancang dalam koordinasi dan perencanaan.
Seperti biasa, Mabes Polri memiliki dasar hukum yang baku untuk menjerat personil internal pembangkang. PP No 2 tentang disiplin anggota Polri salah satu dasar hukum yang diterapkan , Dan dasar hukum inipun yang diterapkan pada Pak Susno Duadji sehingga harus ditangkap.
Kemarin tanggal ( 12/4 ) malam setelah Pak Susno ditanggkap, saya rilis kesemua email dan mengatakan penangkapan Pak Susno bersifat ‘ terpaksa ‘ karena memiliki 2 motif penting; 1. Mabes Polri panik dan ingin membungkam Susno supaya tidak banyak bernyanyi liar diluar. 2. Mabes gerah dan takut Pak Susno dimanfaatkan pihak lain.
Melihat apa yang dilakukan Pak Susno belakangan ini, jelas posisi jajaran Jenderal Mabes Polri terancam. Institusi Polri bersifat karir berjenjang yang menikmati sejumlah posisi jabatan. Karena itu indikasi pernah melakukan penyimpangan jabatan yang biasanya saling diketahui dan ditutup untuk masyarakat luar, ada kekuatiran akan dibongkar oleh Mister Susno.
Mungkin disinilah persoalan penting yang ditakuti Mabes Polri terhadap Komjen Susno Duadji. Apalagi Pak Susno pernah menjabat wakil ketua PPATK yang mewakili kepolisian. Pak Susno tentu memiliki sejumlah data indikasi keterlibatan jajarannya dalam sejumlah kasus korupsi dan mafia hukum.
Sekarang kita lihat, apakah penangkapan kemarin berbuah kompromi supaya Susno kembali lunak untuk melihat kepentingan institusi lebih luas dengan menutup masa lalu dan berkomitmen memperbaiki didepan. Atau Komjen Susno tetap berkesimpulan ingin nyanyi terus secara liar bersama pihak lain.
Kiranya melihat sikap Susno Duadji setelah kembali dari pemeriksaan malam tadi, terkesan Pak Susno memilih tetap bernyanyi atau ingin memilih perang untuk membuka semua aib yang ada dan pernah terjadi di Mabes Polri. Jika ini betul terjadi, maka kiamatlah Mabes Polri.***

Tidak ada komentar: